Bersungguh Nazar di Film Insya Allah, Sah!

pandji pragiwaksono main film komedi
dok. pribadi

Lihatlah apa yang dikatakan, jangan lihat siapa yang mengatakan. Raka (Pandji Pragiwaksono) mungkin dianggap lugu, aneh, kepo, dan kikuk di tengah interaksi sosial. Tapi ia berkata apa yang diyakininya. 

SINOPSIS

“Raka cuma ngomong apa yang Raka pikir dan rasakan. Tapi kadang orang suka aneh sama omongan Raka. Raka mah bilang Ini bener. Kalo yang bener Raka bilang. Kalau tidak ada yang baik untuk diucapkan, ya tidak diucapkan,” akunya dalam Meet and Greet Film Insya Allah Sah! 5 Juni 2017, MD Place, Setiabudi, Jakarta.   

Terperangkap bersama perempuan yang baru dikenal di lift, Silvi (Titi Kamal) yang sedang berkunjung ke kantor tunangannya; Dion (Richard Kyle), Raka bernazar. Jika berhasil keluar dari lift, ia akan menjadi pribadi yang lebih baik, termasuk mengingatkan orang lain untuk berbuat baik. Termasuk mengingatkan Silvi.

Silvi yang panik pun ikut mengucapkan nazar. Berhasil keluar dari lift, Silvi kesal terus dibayangi Raka yang selalu mengingatkan agar bersungguh-sungguh mewujudkan nazarnya: menjadi muslimah yang taat. Setelah beberapa musibah yang tetiba menyerang Silvi, Rakalah yang menolongnya sampai Silvi menemukan ketetapan hatinya. Masalahnya, belum tentu Dion, atasan Raka, setuju dengan nazar Silvi.

“Insya Allah, Sah!” adalah film drama komedi adaptasi novel berjudul sama karangan Achi TM, yang diproduksi MD Pictures dengan produser Manoj Punjabi, dan besutan sutradara Benni Setiawan (Laskar Pelangi 2: Edensor, Toba Dreams). 

Film ini juga dibintang, antara lain; Deddy Mizwar, Lidya Kandou, Ira Maya Sopha, dan Prilly Latuconsina. Insya Allah, Sah! akan tayang di bioskop pada Idul Fitri 1438 H.


aktris donita nugroho main film komedi bareng titi kamal
 dok. pribadi


Ditegur dan Bernazar

Soal nazar, sang novelis punya latar belakang unik bagaimana novel ini ditulis. Ia sempat bernazar kala ditegur Sang Pencipta.

“Pada 2014 saya mengalami masa kesulitan menulis. Saya bosan menulis, sampai akhirnya saya pengen berhenti. Di situ Allah kasih teguran,” ungkap penulis yang sudah meniti karir sejak 2007.  

Sepulang mengisi pelatihan, Achi mendapati tas berisi laptopnya tidak terbawa dari bandara. 

“Saya pergi ke Padang mengisi pelatihan menulis. Saya kasih motivasi ayo teman-teman menulis terus. Tapi dalam hati kecil saya sudah males nulis. Pulang ke rumah jam 3 pagi baru sadar kalau tas beserta laptop hilang,” tuturnya.  

Panik bukan kepalang bersama suami, Achi kembali ke bandara malam itu juga. Sepanjang perjalanan itu ia terisak lalu bernazar.

“Saat itu langsung panik karena di sana banyak sekali berkas kerjaan. Saya balik ke bandara malam itu juga. Sepanjang perjalanan saya nangis; Ya Allah, mungkin ini teguran, karena saya sudah dikasih talenta, kenapa saya berniat ingin berhenti. Saat itu saya bernazar akan menulis novel islami,” kisahnya. 

Komentar