Seniman Bersahaja dan Karya Monumental


Mendengarkan Chrismansyah Rahadi sama saja memanggil kembali ke relung kenangan masa kecil. Ayah memutar kaset di minggu pagi. ‘Anak Sekolah, ‘Hip hip Hura’, ‘Nona Lisa’ mendenyut meningkah di tiap sudut ruang tamu. Ibu menyajikan teh dan kudapan warna warni. Bocah wangi belum paham arti tapi bisa ikut bernyanyi. Mengenali mana senandung riangkan hati, sambil gelendotan manja di tulang punggung. 



Sarat Nilai Keluarga

Press Screening Film Chrisye bersama MNC Pictures dan Vito Global Visi, di Epicentrum XXI, Jakarta (1/12/17) menjadi momen paling istimewa di awal Desember. Memenuhi undangan, merengkuh lagi. Tepat di tanggal peringatan hari jadi.

Usai pemutaraan, istri mendiang Chrisye, Damayanti Noor menyebutkan, film ini berdasarkan sudut pandangnya. Jadi kita tidak melihat gemerlap dinamika seorang artis top Indonesia. Solois yang menelurkan banyak hits dan berkolaborasi dengan ragam lintas musisi. Kita belajar banyak dari kekuatan keluarga, dan sahabat yang senantiasa menguarkan energi positif.

Chrisye yang introvert, gelisah, cenderung tidak pede, namun versatile, cukup lumayan diperankan Vino G Bastian. Takjub melihat upayanya yang biasa berkarakter ‘rame’ harus konsisten kalem di sepanjang film. Berusaha menyelami sosok yang memang apa adanya, pendiam, kontemplatif, dan bergerak seperlunya.


velove_vexia_vino_bastian_chrisye
dok. pribadi


Dua jempol juga untuk Sutradara Rizal Mantovani yang detil menampilkan nuansa dan ikon 80an hingga medio 90. Toko musik legendaris dan kios penjual karcis melambungkan kembali memori lawas.

Jika memang dirangkai lewat ingatan sang istri, penulis ingin andai biopic ini lebih menonjolkan lagi sisi lain Chrisye. Bagaimana ia, seperti yang dituturkan orang terdekat, kaku kalau ketemu orang baru. Tapi bisa seperti saudara, melontarkan joke, jika sudah rekat berkawan. Bagaimana ia berinteraksi dengan anak-anaknya di tengah kesibukan bermusik.

Penulis ingin lebih banyak memetik hikmah nilai keluarga. Lewat sosok Papi (Ray Sahetapy). Keras dan tegas tapi bisa begitu luwes dan toleran. Lewat peran Yanti (Velove Vexia), istri berbakti yang selalu hadir di saat turun naik kondisi dan suasana. 

Dwi Sasono, yang memerankan salahsatu kawan Chrisye, sempat mencuri perhatian penonton. Dalam biopik ini juga bertaburan cameo ciamik mewarnai adegan.  

Film ini menyuguhkan momen demi momen dengan rendah hati. Sinematis yang sederhana tapi luhur dalam waktu bersamaan. Tidak glamor gempita dunia hiburan, karena memang itu bukan Chrisye. Ada satu-dua memorable scene yang akan kita peluk kenang selalu. Film yang sangat berasa di rumah. Bahu membahu suami dan istri, sarat nilai keluarga yang layak dipetik.


gala premiere film chrisye
dok. pribadi


Sang sutradara jeli menyiapkan adegan pamungkas yang tak terbantahkan manusia profesi apapun. Pada akhirnya kita akan kembali. Seorang penyanyi memegang amanah untuk memperdengarkan sesuatu yang patut disimak semua. Musik seharusnya menggerakkan, menyadarkan.    

Chrisye mengingatkan kita akan vitalitas seorang seniman. Agar pandai memilah mana yang esensial dan mana yang semata aksesoris. Maksimalkanlah yang esensial. Secukupnya untuk aksesoris. Maka kau akan dapati karya-karya menyubur yang tak lekang oleh waktu.  

Press Screening bersama awak media termasuk Blogger Crony merupakan bagian agenda Gala Premiere. Film Chrisye tayang perdana pada 7 Desember 2017 di bioskop. Film Chrisye melakukan promo dengan serangkaian screening dan nonton bersama di sejumlah kota. Chrisye tayang di Yogyakarta, Solo, Palangkaraya, Cirebon, Bandung Makasar, Semarang, Palembang, dan Padang.   

Komentar