Cari Info Valid Soal HIV/ AIDS? Tanya Marlo Saja

HIV / AIDS

Orang dengan HIV/ AIDS (ODHA) memikul beban dobel dari segi fisik maupun psikis. Di tengah perjuangan mencari dan menjalani pengobatan, mereka juga dihantui tekanan sosial dari lingkungan sekitar terhadap penyakit yang diidapnya.

Jaminan Privasi dan Kenyamanan

Menurut laporan Kementerian Kesehatan RI, saat ini diperkirakan terdapat sekitar 640 ribu orang yang hidup dengan HIV di Indonesia, di mana diperkirakan baru 48% ODHA mengetahui status HIV mereka. Karena takut mendapat stigma dari masyarakat, banyak ODHA yang enggan atau tidak percaya diri untuk melakukan tes HIV.

Akhirnya, banyak ODHA yang hidup dalam kesendirian, tanpa teman, atau dukungan dari lingkungan sekitar. Mereka khawatir diketahui atau harus hadapi masyarat dengan persepsi yang salah mengenai bagaimana HIV dapat ditularkan. Akibatnya, banyak ODHA tidak berkonsultasi mengenai kondisi mereka, sehingga tidak memiliki pemahaman yang cukup mengenai pengobatan HIV.   

Untunglah kini sudah terjalin kolaborasi ciamik antara UNAIDS bersama Nimbly Technologies dan Botika Teknologi Indonesia. Tidak cukup hanya tempuh cara konvensional untuk berinteraksi dengan masyarakat dan ODHA. UNAIDS pun terapkan cara baru yang lebih kekinian dengan cakupan lebih luas khususnya kepada generasi milenial.

Bertempat di the Hook Resto & Bar, Senopati, Jakarta Selatan (18/12/18), saya berkesempatan menyaksikan peluncuran chatbot pertama di dunia yang menyediakan semua informasi yang dibutuhkan mengenai HIV/ AIDS. Namanya Tanya Marlo.

Berintegrasi dengan aplikasi percakapan LINE, Tanya Marlo berbasis kecerdasan buatan / artificial Intelligence (AI). Teknologi chatbot dengan Machine Learning dan Natural Language Processing (NLP) ini akan menjadi kawan setia baik bagi ODHA maupun untuk masyarakat yang ingin mendapat informasi valid dan terpercaya seputar gangguan sistem kekebalan tubuh ini.     

Satu lagi tersedia kanal berfaedah untuk anak-anak muda manfaatkan sebaik mungkin selain saling telpon dan kirim pesan.  Kita cukup tambahkan “@tanyamarlo” sebagai teman, untuk langsung berinteraksi atau berbincang dengannya.     

Pemilihan aplikasi pengirim pesan instan gratis bermaskot beruang, bebek dan kelinci imut ini dianggap jitu. Hingga saat ini, LINE dipakai oleh sekitar 90 juta users, dan 80% di antaranya adalah remaja. Sementara kini diketahui, jumlah infeksi baru HIV paling tinggi di kalangan anak muda usia 15-24 tahun, mencapai angka 52% dari total infeksi HIV baru. Jadi si Marlo sudah di ekosistem yang tepat menjawab keingintahuan besar kawula muda yang tak perlu keluar dari aplikasi untuk mencari tahu.

Hadir dalam peluncuran Tanya Marlo: Kepala Seksi HIV AIDS, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr. Lanny Luhukay, UNAIDS Indonesia Country Director Krittayawan (Tina) Boonto, Co-founder dan CMO Nimbly Technologies David Webb, Psikolog dan Social Media Influencer Inez Kristanti, dan Ketua Organisasi Tim Peduli AIDS Atma Jaya Ilona.

UNAIDS Indonesia Country Director jelaskan akses mudah dan personal lewat Tanya Marlo yang sejalan dengan kebijakan Test and Treat HIV dan AIDS dari Pemerintah untuk meningkatkan jumlah keikutsertaan tes HIV.

“Tanya Marlo sediakan akses dan langkah-langkah mudah untuk menemukan klinik terpilih dan terdekat, yang memberikan layanan tes HIV, dengan jaminan privasi dan kenyamanan.” bebernya.

Inovasi UNAIDS ini juga diharapkan membantu pencapaian komitmen Indonesia menuju Fast Track 2020, yakni 90% orang yang hidup dengan HIV/ AIDS mengetahui statusnya; 90% orang yang mengetahui statusnya mengakses pengobatan; 90% orang yang ada dalam pengobatan memiliki jumlah virus dalam tubuh (viral load) yang tidak terdeteksi; dan mewujudkan nol diskriminasi terhadap ODHA.

UNAIDS  telah memimpin  berbagai inovasi dan kemitraan di level lokal, nasional, dan global untuk menanggulangi HIV sebagao bagain dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Develompent Goals). Program Gabungan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk HIV/ AIDS yang berdiri sejak 1996, tersebar di 70 negara di dunia, salahsatunya di Jakarta, Indonesia.    

Menurut saya, interaksi humanis masih menjadi pilihan terapi efektif selain medis dan pengobatan lainnya. Saya berharap performa Marlo juga diimbangi dengan jalinan komunikasi intensif agar masyarakat paham dan memilah mana fakta dan mitos seputar HIV/ AIDS. Sehingga ODHA bisa diterima, dapat mencurahkan isi hati, melakukan kegiatan positif, dan terus tersemangati.

Komentar