Featured Post

Joko Sulistyo Angkat Air Untuk Ribuan Jiwa di Desa Pucung Wonogiri

 

joko sulistyo alirkan mata air kapur di desa pucung
(TRIBUNNEWS.COM/DARYONO)

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) As Natio Lasman pernah menyampaikan, Tuhan tidak pernah menempatkan manusia di suatu daerah tanpa dibekali apa-apa. Maka, kita perlu sentuhan ikhtiar bernama teknologi dalam mengoptimalkan sumber daya di sekitar.

 

Tadah Hujan dan Beli Air

Perkataan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (2008-2014) ini yang menggelitik penulis ketika membaca kisah inisiatif mulia seorang mahasiswa Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Solo; Joko Sulistyo. Bersama rekan-rekan anggota pecinta alam KMP Giri Bahama, Joko tergerak untuk mengalirkan sumber mata air bagi masyarakat Desa Pucung, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. 

Bermula ketika Joko dan kawan-kawan melakukan jelajah gua di Kecamatan Eromoko pada 2001. Di sana mereka menemukan 13 gua, di mana hanya ada satu-satunya gua yang mengalirkan sungai di dalamnya; Gua Suruh. Kemudian terbersit di benak Joko, jika saja dirinya berhasil menemukan cara mengangkat sumber air ini ke dataran, tentu akan sangat bermanfaat bagi kemaslahatan warga Desa Pucung.  

Desa Pucung kerap mengalami kekeringan dan krisis air bersih. Satu-satunya sumber andalan desa berpenduduk sekitar 2.350 jiwa ini hanya sumur bor Bayanan. Jadi mereka harus mengambil sendiri air menggunakan jerigen yang dibatasi hanya 60-80 liter per orang. Sumur bor Bayanan berjarak 2 km dari desa tersebut. Mandi lebih dari sehari sekali termasuk kegiatan mewah bagi warga Desa Pucung. 

Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan masing-masing, masyarakat Desa Pucung masih harus menadah air hujan yang ditampung dalam bak. Tiap rumah di Desa Pucung menyediakan bak tampungan air hujan. Belum lagi ketika puncak musim kering mereka harus membeli air dari Yogyakarta untuk kebutuhan minum. Kondisi memperihatinkan itu berulang terjadi tiap tahun yang dialami oleh sekitar 544 Kepala Keluarga ini. 



Sumber Air Baru 

Maka, didukung rekan-rekannya, Joko berupaya mewujudkan ketersediaan sumber air baru untuk ribuan warga Desa Pucung. Berbekal temuan sungai di Gua Suruh, upaya dari niat mulia Joko ini bukannnya tanpa tantangan. Upaya Joko meyakinkan dan mengajak partisipasi warga ini sempat mengalami kendala. Tidak ada penduduk setempat yang berani menjelajah masuk Gua Suruh. 

Kemudian, proyek yang berdampak masif ini tentu membutuhkan dana yang besar. Tim Joko masih menanti bantuan APBD senilai Rp165 juta untuk membeli peralatan utama menyedot air, terutama pipa. Tak mau hanya menungggu, mereka lalu mencari sumber dari pihak lain yang bersedia mendanai project itu. Adalah Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Jawa Tengah yang membantu senilai Rp73 juta untuk persiapan awal, dan pembelian sejumlah kecil material. 

Walhasil, tergeraklah warga dari tujuh dusun di Desa Pucung, yaitu Kangkung, Gundi, Turi, Pule, Brengkut, Mijil dan Jalakan yang bahu membahu mengerjakan proyek air bersih itu. Mereka bergotong-royong mengangkut material dari jalan desa terdekat ke mulut gua yang berjarak 700 meter.  Sungguh upaya yang berat, karena mereka harus melalui jalan setapak dan naik turun perbukitan. 


joko sulistyo angkat air untuk desa pucung
foto: Joko Sulistyo


Untunglah warga dibekali latihan khusus, di antaranya cara memasuki dan melakukan penelusuran di dalam gua. Pembekalan itu merupakan modal dalam tahapan pembendungan. Keahlian ini sangat menentukan, mengingat bagian dalam Gua Suruh didominasi dinding vertikal dengan ketinggian 11,5 meter dan 17 meter.  Pembendungan sungai di dalam gua dilakukan supaya air terkumpul dan dapat disedot. Pekerjaan pembendungan membutuhkan sedikitnya 24 orang warga didampingi 12 orang dari KMP Giri Bahama. 

Akhirnya, setelah enam bulan berjibaku, Tim Joko beserta warga dari tujuh dusun tersebut berhasil mendorong air ke atas. Bahkan, air terdorong hingga ke tower air yang terletak di atas bukit. Sesuatu yang sangat didambakan begitu lama; air yang mengalir bebas ke Desa Pucung. Masyarakat kini bisa mengambil air di bak-bak penampungan di sekitar desa kapan saja.  Untuk upaya nan luhur  ini pantaslah Joko meraih apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2013 sebagai penyalur air tanah kapur untuk warga di Wonogiri. Joko merepresentasikan air yang menjadi karunia untuk hari ini dan masa depan Indonesia. Air mengalir sampai jauh... 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini