Aku Tutup Laptop, Kok Ada Yang Nangis?

Kopdar Kaskus


Kapan waktu cocok untuk menulis kisah horor? Ya malam hari. Tapi tak cuma itu. Penulis “Keluarga Tak Kasat Mata” Bonaventura Genta sengaja mencari suasana seram. Ia menulis di sudut-sudut tertentu yang memunculkan kemencekaman.


Diganggu Ketika Menulis

“Aku prefer malam. Karena waktu menulis horor, aku memang sengaja mencari ketakutan. Kadang menulis di pojokan dapur, di kamar mandi. Hanya untuk mendapatkan ambiens itu,” tandasnya dalam Kopdar Kaskus Creator Vol 3, Menara Palma, Jakarta (14/11/17).

Menulis horor itu seni membangun suasana, lanjut Genta. Bagaimana si penulis menjadikan satu karakter sebagai fokus utama yang mengalami kehororannya.

“Karena horor itu ke pembawaan suasana. Bagaimana caranya kita meletakkan satu orang jadi point of view. Di mana ia menjalankan sebuah experience,” imbuh Kaskuser sejak SMA.

Genta mengungkapkan, dalam kamar mandi ia memutar musik, memainkan bebunyian. Lalu sejenak diam membayangi plot. Sebelum ia tumpahkan semua jadi tulisan.

Seorang peserta kopdar sempat bertanya. Benarkah ada yang mendatangi Genta saat menulis? Benar. Saking intens mencari ketakutan dalam membangun tulisan, Genta berhasil mengundang mereka. Yang kerap mendatangi hingga mengakibatkannya berhenti menulis.

Awal Genta menulis di 2016, meski sempat berhenti menuliskannya. Terakhir di part 5-6 Genta mengaku mengalami gangguan yang menurutnya sangat ngeri. Beberapa peserta, penulis tengok, mengernyitkan dahi. Kejadian itu di malam hari, lepas jam kerja. Semua rekan sudah pulang. Genta melanjutkan tulisan di  kantor. Sendiri. 

“Selesai kerja aku tidak pulang ke kost-an. Aku di kantor. Pinjam kunci kantor. Sendirian. Aku menulis dari jam tujuh. Aku tulis-tulis sampai akhirnya selesai. Aku tutup laptop. Kok ada suara tangisan?,” tuturnya. Peserta kopdar makin mendekatkan telinga.

Penasaran, dicarinya sumber sesenggukan itu. Ke luar, ke dalam lagi, ke belakang, hingga keluar lagi. 

Kaskus Creator


“Aku cari ke luar. Aku cari lagi ke belakang. Wah ini beneran suara tangisan. Akhirnya aku ke luar kantor. Di atas ada cewek jalan mondar-mandir,” sebutnya.  Menyisakan sontak tanya, siapa atau mungkin lebih pasnya: apakah itu?

Tak berani pulang, Genta memutuskan bermalam di kantor. Pagi datang Mbak Indigo, ia langsung menceritakan pengalaman semalam.   

“Aku tidak berani pulang ke kosan. Apa mereka tidak suka aku menceritakannya? Apa sebenanya ia ada di kota Semarang ini, atau salahsatu dari penghuni di sana? Paginya aku langsung tanya ke temanku yang bisa. Mbak Indigo,” sebut Genta gemetar.  

Sosok itu, jawab Mbak Indigo, adalah perempuan yang pertamakali diceritakan Genta. Yang di kamar mandi dan menerornya. Ia ingin menyampaikan pesan. 

“Ternyata salahsatu penghuni di sana. Dia ingin menyampaikan pesan. Sampai sekarang dia juga masih seperti itu. Dia masih menanti ceritanya diungkap. Karena  dulu matinya tidak wajar,” pungkasnya.   

Hadir sutradara film yang diangkat dari kisah horor nyata berlatar Yogakarta, Hedy Suryawan. Bertaburan aktor dan aktris pemeran, antara lain; Deva Mahenra, Nino Fernandez, Tio Pakusadewo, Aura Kasih, Gary Iskak, dan Kemal Palevi. 

Penampakan "Keluarga Tak Kasat Mata" sudah muncul di bioskop-bioskop kesayangan anda. Tayang perdana pada 16 November 2017 di Jakarta.    

Komentar