Seniman Tidak Terkotak-kotak



Pasangan penulis Ayudia Bing Slamet dan Muhammad Pradana Budiarto alias Ditto Percussion optimistis kemunculan film “Teman Tapi Menikah” diterima khalayak ramai. Film yang diangkat dari dua buku mereka dengan judul yang sama. 


Tips Atasi Rasa Bosan

Film ini memberikan pengalaman cerita yang unik. Tidak selamanya friendzone berakhir 'tragis'. Ada yang berlanjut bahagia. KOPDAR KASKUS Kreator Vol. 7: "Dari Buku Hingga Layar Lebar" di KASKUS Playground, Menara Palma - Annex Building, H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta (23/3/18).  

Kisah persahabatan selama 13 tahun ini berlanjut ke pelaminan dan kini sudah masuk ke tahun pernikahan yang ketiga. Menurut Ayu, perkembangan social media (media sosial) juga mendukung tenarnya sebuah film. 

Banyak medium efektif yang menjadi tempat bertemu dan penyebaran informasi. Kanal Youtube ‘Teman Tapi Menikah’ punya 200 ribuan pelanggan yang berinteraksi tiap saat.

Ditto menganggap, suatu film mau dinilai bagus atau pun jelek kemungkinan besar akan viral. Karena ada saja yang mengulasnya di medsos. 

Warganet yang belum menonton pun akan menanggapi beragam. Salahsatunya, merespon dengan rasa penasaran. Akhirnya banyak yang menonton karena ingin membuktikannya.  

“Film bagus diomongin, fim jelek pun pasti diomongin. Ah masa sih jelek? Mereka menonton juga akhirnya. Itu berarti orang sudah berubah. Walau (dibilang) jelek, coba lihat, mau membuktikan sendiri. Baguslah ke depannya,” tandasnya.

Kedua pasangan muda ini tak pernah berhenti berkarya. Ke depan mereka  berencana akan membuat komik. 

Waktu ditawari untuk menulis buku, Ditto yang paling semangat. Karena mengarang adalah kesukaannya. Apalagi sebagai seorang musisi.

Menurut Ditto, seniman harus menggunakan banyak medium dalam berekspresi. Coba hal yang baru dan mengasah kemampuan.

“Saya bilang sama Ayu, kita ini seniman. Tidak mau terkotak-kotakan. Ayu jadi pemain film. Ditto cuma jadi musisi. Selain bisa menulis, kita bisa melakukan seni yang lain. Kenapa enggak? kita harus coba,” bebernya.  

Sebagai pasangan menikah, dihinggapi rasa bosan akan rutinitas itu biasa. Hal ini berpotensi merembet pada keharmonisan hubungan keduanya. Untuk menyiasatinya, Ditto punya resep mujarab.

Bosan itu pasti, tapi kita jangan saling pergi, sebut Ditto. Kadang kita perlu pergi sebentar untuk nanti pulang lagi. Kembali kepada orang yang selalu setia menunggu dan selalu hadir untuk kita. 

“Tidak mungkin manusia tidak dikasih bosan. Pasti bosan sama pasangannya. Kalau  bosan, me time aja dulu. Punya waktunya sendiri. Lakukan hobi, kesukaan. Tapi  lo harus balik lagi ke gue, karena gue akan selalu menunggu,” pungkasnya.   

Komentar