Narabahasa Siapkan Alat Seperti Grammarly

narabahasa ivan lanin bahasa indonesia


Berhasil mendarat di 2021, tapi saya masih belum cukup peduli dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai kaidah resmi. Padahal, rutinitas saya berurusan dengan kegiatan menulis dan menyunting di sekretariat pusat salah satu organisasi masyarakat madani.

Belum Sesuai EBI

Jadi, ya kinerja biasa saja, belum punya niat teguh menghasilkan produk semisal notulensi, dan laporan program, yang memenuhi kaidah di Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Pedoman Umum Pembentukan Istilah, dan referensi utama lainnya. 

Karena memang pengakses dokumen kami pun tidak menuntut sedetail itu. Ada sih beberapa yang mengingatkan perbedaan antara di yang disambung dan dipisah. Kecuali segelintir saja, belum ada lagi yang meralat, mana yang kata baku dan tidak baku. Apalagi mengarah ke urusan gramatika, morfologi, atau cabang linguistik lainnya. Kecil kemungkinannya. Yang penting pesan tersampaikan.     

Belakangan saya menyadari, performa ini belumlah optimal. Seharusnya bisa digenjot lebih giat lagi. Setidaknya, demi menghasilkan dokumen organisasi yang berkualitas, tak hanya dari aspek substansi, tapi juga dari segi struktur kebahasaan yang tertib, dan teratur. Bukankah berupaya untuk kafah itu lebih afdal?    

Maka, mulailah saya mengembara di dunia maya mencari referensi, setidaknya mencari dam menyusun daftar sumber literatur dasar yang bisa dijadikan panduan berbahasa Indonesia. Namun, tantangan yang mengemuka kini adalah ketidaktersediaan waktu yang cukup untuk mulai dari awal lagi. Mau berangkat dari mana? Ya masa harus baca buku-buku mahasiswa jurusan linguistik? Ikhtiar terbaik yang terlintas di kepala adalah membaca tulisan dan artikel lepas terkait kebahasaan di sela kesibukan harian. Praktis dan mudah.  


Tim Produk dan Tim Kreatif 

Setelah lumayan membentang tinjauan dan rambanan, sampailah saya di laman narabahasa.id. Desainnya simpel dan menarik, serta yang terpenting, tersaji konten yang praktis dan tidak melulu teori. Penasaran, saya berkesempatan memperoleh jawaban langsung perihal proses di balik penyediaan konten ciamik dan enak dibaca itu. Saya mujur bisa menjadi bagian dari perayaan hari jadi Narabahasa.     

Tak tanggung-tanggung, Pendiri Narabahasa Ivan Lanin sendiri yang membeberkan bagaimana tim di Narabahasa bekerjasama meracik konten hingga tersaji nikmat bagi petualangan rasa kebahasaan Kerabat Nara sekalian. Begini Beliau ungkapkan kegiatan di dapur dan di balik layar Narabahasa.     

Uda Ivan, demikian sapaan akrab warganet, menyampaikan, Narabahasa memiliki dua Tim Nara: Tim Produk dan Tim Kreatif yang bekerjasama menghasilkan konten. Tim produk bertugas meriset topik atau tema apa saja topik yang layak dijadikan konten. Kekuatan di Tim Produk ada di kompetensi hampir semua anggotanya yang memiliki latar belakang pendidikan linguistik dan sastra. Jadi memang mereka adalah orang-orang yang menguasai apa yang  dibahasnya.

Tapi, meski di Tim Produk banyak yang berlatar belakang akademisi, Uda Ivan ingin konten tersaji imbang antara teori dan praktik sehingga mudah diterapkan. 

“Tapi, karena saya berangkat dari bukan latar belakang linguistik, saya selalu menekankan, apapun yang kita tuliskan dan sampaikan, itu harus memiliki dampak yang praktis. Artinya, bukan hanya teori, tapi juga bisa langsung dipraktikkan oleh orang-orang,” ungkapnya dalam Selebrasi Narabahasa: Irama Satu Tahun Perjalanan, via Zoom Meeting dan disiarkan langsung di kanal youtube Narabahasa, Minggu, 14 Februari 2021.        

Uda Ivan lanjutkan, selain itu juga, bekal dari bertahun-tahun mengampanyekan bahasa Indonesia via internet, menurutnya, karakter netizen (warganet) itu tidak bisa terima kalau diceramahi, atau diberikan teori. Warganet harus diberi alasan dan diberi kesempatan untuk memberikan pendapat.

Juga perlu disadari bahwa bahasa merupakan ilmu humaniora, di mana terbuka ruanng perbedaan pendapat.

“Memang harus disadari juga, yang namanya bahasa itu kan ilmu humaniora. Antara ahli pun kadang mereka berbeda pendapat. Misalnya, ahli A bilang kelas kata dalam bahasa Indonesia dibagi 11. Ahli yang lain bilang 14,” imbuh Uda Ivan.  

Perbedaan-perbedaan itu sebenarnya memperkaya khazanah pengetahuan kita, sebut Uda Ivan. Tapi yang musti diperhatikan, ketika perbedaan-perbedaan itu diterima orang awam, mereka jadi bingung, mana yang mesti diikuti?

Jadi, di sinilah tantangan yang dihadapi Narabahasa, wabilkhusus Tim Produk dan Tim Kreatif. Bagaimana meracik teori dengan praktik menjadi konten menarik. Bagaimana meramu kebebasan ilmiah dengan keinginan praktisi di lapangan untuk mendapat resep yang “oke, caranya ini, lho.”   


Lebih Fokus Substansi  

Banyak pencapaian yang diraih Narabahasa dalam irama satu tahun perjalanannya. Dari sisi konten, awalnya hanya seputar urusan ejaan, dan padanan kata, kini sudah berkembang ke masalah pragmatika, tokoh kebahasaan, dsb. Dalam peringatan milad pertamanya, Narabahasa ternyata menyiapkan serangkaian hadiah ultah bagi Kerabat Nara. Salah satunya, Narabahasa sedang menggodok suatu alat yang dapat membantu kegiatan kebahasan para Kerabat Nara. Karena selain edukasi yang dibutuhkan pengguna bahasa adalah alat. Perangkat apakah itu?

“Kami saat ini sedang menggodok suatu alat, mungkin sekarang banyak orang menggunakan grammarly, untuk bahasa Inggris, atau alat lain untuk mengecek ejaan, taat bahasa, perbaikan kalimat,” ungkap Uda Ivan.

Kehadiran alat yang sedang disiapkan Narabahasa ini serupa grammarly yang memudahkan proses kerja para penulis. Kendala paling umum yang dihadapi adalah penulis acap tidak tahu bentuk baku suatu kata. Hal-hal yang sebenarnya sederhana namun bisa menghambat proses kreatif. Kehadiran alat itu memungkinkan pekerjaan editor dan penulis menjadi lebih sederhana.

“Ketika pekerjaan yang remeh temeh itu menjadi lepas dari beban penulis dan editor, mereka berfokus pada substansi,” pungkas Uda Ivan.   

Narabahasa juga sedang mengembangkan edukasi untuk berbagai laras bahasa. Selain menyediakan laras bahasa di bidang bisnis dan kedinasan, Narabahasa juga sedang menggali sumber-sumber pengetahuan untuk laras bahasa di bidang lain seperti ekonomi, hukum, kreatif, jurnalistik, dan bahkan sastra. Dirgahayu Narabahasa. Selamat hari jadi yang pertama. Semoga selalu dan selamanya! 

Komentar