Keluarga Punya Riwayat Stroke, Harusnya Kita Lebih Waspada

  

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin
(dok. Kemenkes RI)


Rekan pembaca yang budiman, ayah saya mengalami stroke lebih dari tiga tahun, dan mengalami empat kali serangan. Pertamakali merawat pasien stroke, kami merasakan pengalaman berharga tentang bagaimana pentingnya pencegahan penyakit kardioserebrovaskular ini.    

 

Hari Stroke Sedunia   

Belasan tahun berlalu, hingga lama sudah saya tidak update mengenai penyakit stroke di Indonesia. Bersyukur kemarin saya berkesempatan mengikuti acara Kementerian Kesehatan RI yang mengetengahkan dinamika aktual perihal penanggulangan stroke.    

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengingatkan, jangan sampai kita terkena penyakit yang sangat memengaruhi kualitas hidup ini. Wanti-wanti Pak Menkes menjadi sangat relevan ketika Beliau membagi pengalaman merawat ibunda yang mengalami stroke. Yang paling penting dalam merawat pasien stroke adalah menjaga suasana hatinya, selalu mendampingi dan menyemangati dalam keseharian hingga kondisi baik selalu terjaga.    

“Kita sebagai anak mendampingi dan menyemangati, kita ajak jalan-jalan, dan tetap melakukan aktivitas,’ sebutnya dalam Temu Bloggers dalam rangka Hari Stroke Sedunia 2022 " Manfaatkan Satu Menit  Anda! #SeGeRAKERS ", Jumat 21 Oktober, Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan.   

Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) dr. Mursyid Bustami, Sp.S(K), KIC, M.ARS menegaskan, stroke merupakan penyakit di bagian saraf yang menyerang pembuluh darah di otak, dan syaraf merupakan organ tubuh yang buruk regenerasinya. 

“Syaraf itu jelek regenerasinya. Sekali dia rusak, akan selamanya rusak,” ungkapnya.   

Kemudian Dokter Mursyid mendapati curhatan sebagian besar narablog yang keluarganya mengalami stroke. Termasuk saya, yang bertanya, apakah faktor keturunan berpengaruh dalam satu keluarga berpeluang juga terserang stroke? Beliau menjawab, faktor keturunan memang berperan, namun bukan berarti kita menjadi stres hingga melupakan ikhtiar preventifnya. Bagi yang anggota keluarga mempunyai riwayat stroke, imbuh Beliau, harusnya lebih waspada, dan menerapkan aspek pencegahannya. 


peringatan hari stroke sedunia bersama menteri kesehatan budi gunadi sadikin
dok. Kemenkes RI

SeGeRaKeRS dan CERDIK 

Stroke dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya yaitu tekanan darah dan gula darah yang tinggi, diet yang tidak sehat, merokok dan kurang aktifitas fisik. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes.  mengajak rekan-rekan narablog menyebarkan kesadaran msyarakat perihal anjuran konsumsi gula, garam, dan lemak tiap hari atau dikenal dengan G4-G1-L5. 

Anjuran konsumsi gula tiap orang perhari adalah 10% dari total energi (200 kkal) atau setara gula 4 sendok makan tiap orang perhari (50 gram/orang/hari). Anjuran konsumsi garam adalah 2000 mg natrium atau setara garam 1 sendok teh  tiap orang perhari (5 gram/orang/hari). Anjuran konsumsi lemak  tiap orang perhari adalah 20-25% dari total energi (702 kkal) atau setara lemak 5 sendok makan tiap orang perhari (67 gram/orang/hari). 

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI. Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS menuturkan, di negara-negara maju diberlakukan pajak tinggi bagi makanan yang memiliki kadar lemak lebih tinggi dari yang dianjurkan. Saat ini, Kemenkes bekerjasama dengan Kementerian Keuangan RI sedang menggodok kebijakan serupa untuk diterapkan di Indonesia. 

Ibu Eva Susanti juga memaparkan upaya Kemenkes dalam pencegahan dan pengendalian penyakit kardioserebrovaskular, antara lain:

 

a.  Upaya promotif

Kampanye perilaku CERDIK; (C) Cek kesehatan secara berkala, (E) Enyahkan asap rokok, (R) Rajin beraktivitas fisik, (D) Diet sehat dengan kalori seimbang, (I) Istirahat cukup dan (K) Kelola stres

 

b.  Upaya Edukasi

Masyarakat mengenali tanda dan gejala dini serangan stroke yang dikenal dengan akronim “SeGeRaKeRS”: Senyum tidak simetris; Gerak separuh anggota tubuh tetiba melemah; bicaRa pelo; Kebas atau baal separuh tubuh; Rabun/pandangan mata tetiba kabur; Sakit kepala hebat yang mendadak muncul

 

c.  Upaya preventif

Mendorong masyarakat melakukan deteksi dini melalui pemantauan IMT (tinggi badan, berat badan), pengukuran tekanan darah dan gula darah minimal 1 kali dalam setahun bagi yang belum mempunyai faktor risiko PTM.

Bagi masyarakat yang memiliki faktor risiko PTM dapat melakukan perubahan gaya hidup. Penderita hipertensi dan diabetes militus harus memeriksakan kesehatan 1 bulan sekali, dan melakukan pemeriksaan profil lemak dalam darah dan EKG sebagai upaya skrining penyakit kardiovaskular dan stroke minimal 1 tahun sekali

 

d.  Upaya kuratif

Penguatan pelayanan kesehatan dengan mengembangkan jejaring pengampuan Rumah sakit layanan stroke. Sembilan rumah sakit utama paripurna akan memberi bimbingan atau pengampuan. Sehingga target di akhir 2024, tiap provinsi memiliki paling sedikit 1 buah rumah sakit tingkat utama atau madya dan sebagian setengah dari kabupaten/kotanya mempunyai rumah sakit di kabupaten/kota dapat ditingkat menjadi Madya, yang menjadi rujukan regional bagi kabupaten/kota di sekitarnya

 

e.  Upaya Rehabilitatif

Pada fase akut (selama di rumah sakit) dan fase kronis untuk mencegah disabilitas atau serangan ulang. Untuk pelayanan rehabilitasi dalam bentuk homecare dan rehabilitasi bersumberdaya masyarakat yang dilakukan para kader terlatih, serta edukasi kepada keluarga dan caregiver perihal bagaimana melatih penderita


Dokter Mursyid menekankan, bila mendapati anggota keluarga mengalami gejala stroke seringan apapun, jangan ulur waktu, segera bawa mereka ke rumah sakit. Dalam khazanah penyakit stroke dikenal istilah "golden time period" atau "golden hour" yang terjadi hanya 3,5 jam setelah pasien mengalami gejala stroke. Waktu singkat yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin karena sangat memengaruhi penanganan optimal. 

Hari Stroke Sedunia diperingati pada 29 Oktober tiap tahun. Pada 2022, tema global “The power of saving #Precioustime”, dan tema nasional, “Setiap Menit Berharga, SeGeRa Ke RS”. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gejala stroke dan pentingnya bertindak cepat serta bagaimana tindakan itu sangat menentukan peningkatkan kualitas hidup penyandang stroke, karena saat seseorang terkena stroke, tiap detik yang berlalu menjadi sangat berharga. 

Diskusi interaktif Menkes Budi Gunadi dan jajaran bersama para pegiat literasi digital ini  dipandu Pendiri Komunitas Bloggercrony Wardah Fajri. Kreator konten dan insan kreatif menjadi mitra strategis Pemerintah, wabilkhusus dalam penyebarluasan informasi program-program Kemenkes RI yang melibatkan peran aktif masyarakat. Mari kita bersama sukseskan manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohani hadapi tantangan terkini. Salam olahraga!   




Komentar