Optimalkan
konten blog dengan memiliki tulisan yang kuat. Tiap tulisan di blog harus punya energi, harus punya ruh. Demikian ungkap Pendiri Indonesia Social
Blogpreneur (ISB) Ani Berta dalam ISB Ramadan Festivity Talkshow: Optimasi Konten Blog, Flavour Bliss, Serpong (3/6/17). Bagaimana
kita dapat meniupkan ruh dalam tiap tulisan hingga konten blog optimal?
Simak tipsnya.
Rawat Pengikut Organik
“Sebuah tulisan harus ada power,
ada ruh. Bagaimana supaya tulisan ada ruhnya? Ruh itu bermanfaat
sebagai eksplorasi diri kita. Jadi tulis saja sesuai apa yang mau kita
tuangkan,” imbuh Teh Ani.
Content is King, Teh Ani melanjutkan. Bagi blogger pemula, prioritaskan memperbanyak
konten. Menulislah, mengalir, tanpa lirik blog sana sini, sibuk membandingkan
malah tidak kunjung mulai akibat duluan minder.
“Jangan terlalu lirik sana sini. Lihat
blog sana-sini. Oh blog ini kayak begini, kalau saya bener apa engga? Kalau
terlalu banyak mikir bakalan tidak jadi. Kalau tulisan ingin mempunyai ruh,
energi, kita harus jadi diri sendiri. Kalau kita punya gaya kocak, tuangkan
dengan gaya kocak. Seperti Raditya Dika. Walau di tulisan serius dia
mengulasnya dalam bahasa dia sendiri dan itu banyak pasarnya. Jadi, tulis saja,
mengalir, tanpa harus mengacu kepada penulis lain,” jelasnya.
Persyaratan jumlah follower yang dimiliki,
sebut Teh Ani, untuk menjadi buzzer adalah minimal 500 pengikut di Twitter dan
2 ribu pengikut di Instagram. Nah, bagaimana mendongkrak pengikut?
“Trik meningkatkan follower sedang kita
bukan seleb adalah dengan mendatangi acara seperti ini, berkenalan,
saling tukar akun medsos, saling follow. Itu juga
berpengaruh. Itu bagus untuk organik follower,” sebutnya.
Teh Ani tidak menyarankan kita membeli follower karena
agensi sasaran kerjasama bisa mengendusnya. Maka rawatlah pengikut organik
“Tidak disarankan beli follower karena
agensi bisa mengecek mana yang beli follower dan mana yang follower-nya
organik. Jadi sebaiknya organik saja. Tidak apa; sudah saya follow ya,
minta difolbek. Kita saling simbiosis mutualisma,” tuturnya.
Agar enak dibaca, Teh Ani mengingatkan,
artikel juga jangan terlalu panjang.
“Minimal 500 kata. Kalau di bawahnya
kuatir tidak terindeks di google. Kalau yang lebih bagus lagi, maksimal 1200
kata. Kalo panjang banget, pegel orang baca di internet lama menatap layar,”
pungkasnya.