Every company has this same question they asked themselves everyday: How can we provide the most unique
offering to our costumers? How can we win our cuctomers’ mind and heart? The type
of question Grab also have. The Singaporean transportation network company has
been expanding in Indonesia eversince it’s appearance in 2014.
Pasca meledak bom gereja di Surabaya, Kementerian
Komunikasi dan Informatika bergerak cepat melakukan pemblokiran konten penyebar terorisme. Sebanyak 1492 konten di Facebook dan Instagram,
301 konten Youtube dan Google, 257 kanal Telegram, 113 akun twitter, serta 22
situs atau forum ditutup (16 Mei 2018, pukul 8 pagi). Semua dilakukan dalam
waktu 4 hari.
Dari Hulu ke Hilir
Apakah Kominfo hanya melakukan “pemadaman”, saat “kebakaran” terjadi? Simak penuturan Donny BU dalam Diskusi Forum Merdeka Barat 9 “Cegah dan Perangi Aksi Teroris”, Kantor Kominfo, Jakarta Pusat (16/5/18).
Donny akui,
menemukan informasi-informasi berkaitan paham terorisme di internet tidak mudah. Kominfo melihat isu ini secara komprehensif. Kalau hanya beraksi pada saat
kasus muncul, tidak akan ada habisnya.
Ibarat
mengatasi banjir, tidak hanya bicara soal evakuasi, dan mengalihkan air. Dalam
hal kesehatan, bisa lakukan vaksinasi untuk pencegahan. Di bidang kehutanan ada
langkah reboisasi.
Maka Kementerian Komunikasi dan Informatika punya strategi hulu dan hilir. Mulai dari pencegahan hingga penanggulangan. Mari
kita berkenalan dengan salahsatu alat canggih Menkominfo: AIS. Mesin belajar (learning
machine) yang bertugas menyaring (filter)
dan merayap (crawl) konten-konten negatif, wabilkhusus terkait penyebaran paham
terorisme.
Kinerja
mesin pintar ini berkesinambungan. Mesin makin intensif bekerja pabila terjadi
kasus .Sesuai intruksi Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara.
“Kinerja
mesin AIS ditingkatkan. Tiap dua jam
proses crawling. Sebelumnya tidak. Sekarang,
oleh Pak Menteri, tiap dua jam harus cari. Tiap ketemu, blokir,” tandas Donny.
Namun
yang terjadi kini konten-konten sasaran mengandung kata kunci yang tidak lagi
terkait ‘terorisme’ seperti: radikal, radikalisme, bom. Belum lama ini Kominfo
menemukan video berjudul “Ayahku, teladanku” yang dianggap menyebarkan paham
terorisme. Tidak ada satupun kata kunci varian ‘terorisme’ dari konten yang disebut Donny terkemas apik bernilai dokumenter itu. Video tersebut pun sempat viral.
Unuk
kasus seperti inilah dibutuhkan partisipasi masyarakat terutama komunitas. Warganet
yang peduli akan konten positif untuk segera melaporkan jika mendapati konten
mencurigakan seperti itu.
“Secara
teknis, men- take down tidak sulit.
Mendeteksinya akan sulit. Di sinilah kearifan komunitas dan lembaga.
Teman-teman yang bergelut di isu radikalisme tahu istilah yang dipakai. Kalau kita
masukkan kata ‘pengantin’, yang keluar gambar pengantin,” imbuhnya.
Untuk
sarana pengaduan, Kominfo punya aduankonten.id. Kementerian Komunikasi dan Informatika juga bekerjasama dan
berkoordinasi dengan lintas lembaga dan instansi, antara lain Kemenkopolhukam,
Polri. Densus 88, BIN, BNPT. Jadi langkah
pemerintah sudah dilakukan jauh hari. Tidak hanya pas kejadian langsung
dilakukan.
Misalnya.bersama teman-teman humas, Kominfo dan Bareskrim Polri membuat WhatsApp Group khusus dengan anggota
terbatas. Tiap ada informasi langsung masuk grup untuk segera dicek validitasnya. Setelah dikonfirmasi hoax
atau fakta, konten langsung disebar lewat sosial media serta akun dan kanal mitra.
Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama lewat berbagai komunitas: JPP, Literasi Digital, Duta Damai stophoax.id, Makin banyak masukkan dan feedback dari masyarakat akan membuat
mesin pendeteksi lebih pintar mengais konten-konten sasaran.
Hadir memberi sambutan Dirjen PPI Kemenkominfo Selamatta Sembiring serta narasumber; Pengamat Terorisme dari Universitas Indonesia Solahudin dan Ketua Dewan Pers Josef Adi Prasetyo.
Tidak hanya berita dari website, banyak akun sosmed yg harus dibabat karena menyebarkan hoax 😖 semangat dan maju terus Kemenkominfo!
ReplyDeletekalau berdasarkan machine learning dengan keyword2 tertentu memang agak sulit terlebih lagi ga semua kontesn yang mengandung bom, teroris, dll itu tulisanan teror. yup, seperti yg dijelaskan dibutuhkan peran masyarakat untuk turut membanth melaporkan jika menemukan konter berbau radikal
ReplyDeleteSelain Kominfo masyarakat tetap harus waspada dalam menyaring berita
ReplyDeleteKominfo membantu banget untuk menyaring berita hoax. ktapi kita juga sebagai masyarakat tetap harus ikut waspada ya mba.. tolak berita hoax
ReplyDeleteintinya harus pinter bersosial media ya, jangan asal share sekarang kan kebanyakan asal share gitu
ReplyDeleteSudah seharusnya kita lebih pandai memilah berita yang positif, biar konten negatif nggak semakin marak
ReplyDeleteBener banget, berita negatif memang sering bikin serem dan ketakutan masyarakat jadi mesti diburu
ReplyDeletesemoga penyebaran konten negatif bisa terus ditekan, semoga juga masyarakat semakin sadar untuk menggunakan internet (terutama sosial media) untuk berbagi info yang valid.
ReplyDeletekita harus proaktif dengan segala konten negatif. jangan sampai kita jadi bahan dan objek serangan. laporkan segera deh kalau ada yang mencurigakan
ReplyDeleteSemakin banyak yg terjaring semoga semakin meminimalisir benih2 yang sudah mulai menyebar...
ReplyDeleteBenar bangat, peran masyarakat terutama warganet untuk melaporkan konten-konten terkait terorisme ini juga penting supaya konten yang meresahkan seperti itu cepat hilang di dunia maya.
ReplyDeleteWuih, keren. Semoga semakin banyak situs2 dengan konten negatif yang terjaring, ya. Biar internet sehat di kita, bener2 bisa terwujud secara sepenuhnya.
ReplyDeleteSemoga terbabat habis ya konten hoaxnya soale di sosmed dan wa juga masih banyak konten hoax yang disebar.
ReplyDeletePantesan ya sekarang jarang lagi lihat hoax atau hal-hal yang sifatnya menyesatkan. Ternyata Kominfo juga sudah makin kuat penanganannya. Kapan hari saya lihat, ada juga aplikasi buatan masyarakat untuk mendeteksi hoax.
ReplyDeleteBagus ya kominfo melibatkan netizen buat menghalau hoax. Soalnya yang bisa halau hoax ya kita2 jg hehe. Cuma emang msh suka ada yg lolos. Moga masyarakatpun makin teredukasi dgn tulisan2 netizen terutama blogger supaya gak ikutan nyebar hoax lagi.
ReplyDeleteBenar-benar meresahkan ya, bersyukur Kominfo mengajak serta Netizen untuk meminimalisir tersebarnya berita hoax. Yuk mulai bijak dalam menyebarkan kinten di media sosial.
ReplyDeleteBetul banget kita harus memiliki mesin pintar ini untuk memprotec setiap lokasi yang riskan teroris.
ReplyDeletePerlu lebih banyak komunitas yang terlibat nih. Supaya jadi gatekeeper sekaligus pengedukasi masyarakat akan berita-berita tidak benar
ReplyDeletewaaaaah kereeeen kominfo. dengan semakin canggihnya teknologi. apalagi skrg anak sd aja udah pegang smartphone sendiri, kita mesti memperketat konten konten yang beredar si internet kita yaaaa
ReplyDelete