Penerapan Ecogreen sebagai Solusi Pengolahan Sampah

 

pengolahan sampah plastik dan sampah organik
sumber: unsplash

Kegiatan pengolahan sampah menjadi kian relevan mengingat sejumlah tantangan yang kian mengemuka. Mulai ancaman kesehatan makhkuk hidup hingga keberlangsungan lingkungan.

 

Sampah Plastik

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Republik Indonesia, penduduk Indonesia menghasilkan 0,8 kg sampah per orang per hari. Asumsinya, jika jumlah penduduk 270 juta orang, berarti ada sebanyak 216 ribu ton sampah/ hari.

Dari jumlah tersebut, 15% berupa sampah plastik atau sejumlah 32,4 ribu ton sampah plastik/ hari. Di sinilah masalah dimulai. Sampah plastik sulit terurai, yang mengakibatkan terjadinya penumpukan. Sampah plastik yang dibakar akan mengeluarkan gas beracun. Pembakaran sampah plastik akan merusak kesehatan, karena dapat menyebabkan kanker, serta merusak lingkungan (udara, tanah dan air).

Problematika dari penggunaan bahan plastik, di antaranya, ia bermigrasi ke bahan pangan yang dikemas yang memicu berbagai gangguan kesehatan terhadap manusia. Bahan plastik berpotensi menimbulkan kanker. Penggunaan bahan plastik juga bisa memicu iritasi pada saluran pencernaan terutama mulut, tenggorokan, dan lambung. Kemasan plastik juga membuat makanan menjadi berubah rasa serta aroma, hingga bisa menimbulkan keracunan. Belum lagi jika dampaknya terhadap makhluk hidup lainnya, salahsatunya, gangguan lever pada hewan.

 

Sampah organik

Selain sampah plastik, sampah organik juga menemui kendala dan tantangannya. Kita harus mengelola sampah, terutama sampah organik, karena sebesar 60-80% sampah yang terbuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan sampah organik

Kita akui, sampah organik mengurangi tingkat daur ulang plastik tapi penumpukan sampah organik yang tidak diolah juga menimbulkan sejumlah masalah. Penumpukan sampah organik di tempat pembuangan akhir menimbulkan bau tidak sedap di lingkungan. Pembusukan sampah organik juga menghasilkan gas Metana.

Yang juga penting disoroti yakni penumpukan sampah organik berisiko terjadi ledakan di tempat pembuangan akhir. Masih segar diingatan kita mengenai tragedi ledakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah di Bandung pada 2005. Tragedi ledakan ini menghilangkan 157 nyawa, 137 rumah, 2 desa, dan 8,4 hektar lahan pertanian. 

 

Urgensi Pengolahan Sampah

Upaya pengolahan sampah dimulai di lingkup rumah tangga yang ternyata masih sangat minim. Sejumlah permasalahan sampah rumah tangga kemudian timbul.  Baik  sampah organik maupun nonorganik, yang tiap hari diproduksi ini, belum diolah hingga dibuang langsung ke tempat pembuangan akhir (TPA)

Belum lagi menyebut kondisi keterlambatan mobil pengangkut sampah mengambil sampah di tiap lingkungan rumah yang menyebabkan penumpukna serta bau tidak sedap. Tak pelak, pengolahan sampah produk rumah tangga memang sudah seharusnya dilakukan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam penanggulangan sampah ini adalah melakukan pengolahan sampah dimulai dari sumber asal sampah yaitu dari rumah tangga. Maka, berikut ini saran dan solusi terkait penerapan prinsip ecogreen untuk pengolahan sampah rumah tangga.

Pengetahuan tentang pemilahan sampah dan penerpaan teknologi dengan prinsip Ecogreen meliputi :

1. Sampah organik Pembuatan Eco-enzim,  dan Pembuatan kompos

2.  Sampah Plastik: Pembuatan Ecobrick, dan Pembuatan Pablostik


Seperti apa penerapan dan penanganan untuk kedua jenis sampah tersebut? Nantikan tulisan selanjutnya. 

 

Sumber: Penerapan Prinsip Ecogreen Untuk Pengolahan Sampah Rumah Tangga Oleh Dosen Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung Ketua PW ALISA “Khadijah”-ICMI LAMPUNG Dr. Dra. Ilim, M.S.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini