Konten negatif merupakan ancaman bagi perkembangan akhlak generasi Indonesia. Pemerintah didesak agar memfilter ketat konten digital dunia maya.
Penjaga Akhlak Generasi
Misi bersama merestorasi moral siber menjadi langkah konkret kolaborasi Perempuan ICMI, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Masyarakat Tanpa Pornografi (MTP). Ketiga institusi ini menggelar Diskusi Publik Hari Anak Nasional 2025 “Restorasi Akhlak di Dunia Maya: Bicara Bijak, Anak Terlindungi”, DKM Masjid Raya Palapa Baitussalam, Jakarta Selatan.
Ketua DPP Perempuan ICMI Welya Safitri menekankan pentingnya peran perempuan, khususnya para Ibu, dalam mendidik anak-anak, dan melindunginya dari konten negatif di dunia maya.
“Perempuan adalah penjaga akhlak generasi. Di rumah, mereka menjadi guru pertama. Di masyarakat, mereka adalah penyejuk dalam konflik. Kita tak bisa hanya diam melihat narasi digital yang penuh kebencian dikonsumsi anak-anak tiap hari,” tandasnya.
Welya menyoroti perempuan memiliki kepekaan moral dan emosional yang kuat, menjadikan mereka aktor strategis dalam restorasi etika digital. Ia menekankan pentingnya literasi akhlak di kalangan ibu, pendidik, dan tokoh komunitas.
Ketua MTP Azimah Subagijo menegaskan, urgensi restorasi akhlak di dunia maya sangat penting dilakukan dengan maraknya konflik digital, ujaran kebencian, dan konten negatif. Tidak hanya merusak suasana daring, tapi juga menjadi ancaman nyata bagi perkembangan akhlak anak-anak Indonesia.
Azima menuturkan, anak adalah peniru yang ulung, merujuk teori "Mirror Neuron" dan eksperimen klasik *Bobo Doll* oleh Albert Bandura. Azimah menjelaskan bagaimana anak meniru perilaku agresif yang dilihat. Dalam era media sosial, gaya bicara, reaksi emosional, dan ekspresi viral menjadi referensi perilaku mereka sehari-hari.
Azimah juga menyebutkan, pornografi adalah bentuk eksploitasi seksual yang merusak persepsi relasi manusia. Konten kasar akan mengikis empati, dan akhlak anak-anak. Sehingga anak menjadi terbiasa menyaksikan hujatan, hingga menormalisasi perilaku perundungan. Maka, restorasi akhlak harus dimulai dari rumah.
"Karena itu, restorasi akhlak dimulai dari rumah, dan dari diri sendiri. Memiliki gadget bisa ditunda, tapi membentuk akhlak anak tidak bisa diulang," tegas Azimah.
Posting Komentar untuk "Perempuan ICMI, KPAI, dan MTP Serukan Restorasi Akhlak Di Dunia Maya Dari Konten Negatif"