Ketum ICMI dalam Rakernas Alisa Khadijah: Yang Kreatif Yang Bertahan

  

Kualitas sektor riil sangat ditentukan pada dua aspek yakni inovasi, dan sumber daya manusia.


Kompetisi Kreativitas 

Yang membuat kita bisa bertahan di masa depan adalah kemampuan berimajinasi, kreativitas, dan pembelajaran. Semakin imajinatif, kreatif, dan pembelajar sejati, akan membuat kita lebih survive. 

Ketua Umum ICMI Arif Satria menyampaikan hal tersebut ketika membuka Rapat Kerja Nasional II Alisa "Khadijah" ICMI Periode 2022 – 2027 “Peluang dan Tantangan Muslimah Pengusaha Menuju Indonesia Emas 2045”, Rabu, 30 Juli 2025, Hotel Setos, Semarang, Jawa Tengah. 

Ketum Arif Satria mengutip pernyataan Jack Ma; competition in the future is not about competition of knowledge. It is competition of creativity, competition of imagination, competition of learning. 

Jadi, dua modal tersebut diperlukan dalam mengantisipasi perubahan-perubahan, di antaranya perubahan teknologi yang berkembang cepat. 

“Di dunia ini, yang abadi adalah perubahan, dan perubahan yang paling cepat adalah perubahan teknologi,” imbuh Arif. 

Kedua, perubahan individu ketika aktivitas manusia makin bergantung kepada gawai. Ketiga, perubahan bisnis, dan keempat, perubahan paling lambat, yakni public policy. Ingat fenomena ojek daring di mana aturan baru dibuat belakangan. 

  


Riset dan Pengembangan 

Maka, Arif Satria menambahkan, untuk bisa menghasilkan inovasi, bergantung pada sejumlah hal. Pertama, kemampuan kita menghasilkan teknologi canggih. Inilah tugas Research and Development (R&D) di perusahaan yang semakin canggih. 

Ketum Arif Satria membagikan pengalaman mengunjungi Huawei di Cina yang merupakan sebuah kota. Huawei memiliki 200 ribu pegawai, di mana 54 persennya, atau 108 ribu orang, bergerak di bidang R&D. 

“Kampus mana yang bisa menandingi orang dengan jumlah sebanyak ini?" tandasnya. 

Kecepatan teknologi ini perlu direspon, meskipun teknologi kategorinya banyak. Ada kategori yang sangat tinggi, tinggi, menengah, tepat guna, dan rendah. Alisa Khadijah, usul Arif Satria kepada Ketua Alisa Khadijah ICMI Pusat Ina Marlina, bisa memilih teknologi mana yang mau diaplikasikan. 

Kemudian, R&D tentu tak berarti tanpa penguatan mindset. Karena dunia berubah, maka cara berpikir juga harus berubah. Ada dua jenis pola pikir yang perlu diperhatikan yakni fixed mindset, dan growth mindset.   

“Fixed mindset, ketika gagal, maka dia akan mengatakan: inilah batas kemampuan saya. Tapi kalau growth mindset, dia akan mengatakan: saya gagal karena saya kurang strategi, kurang latihan, kurang silaturahmi, kurang berjejaring, kurang berinovasi,” ungkap Arif. 

Jadi, tutup Arif, tantangan akan dianggap peluang bagi orang-orang dengan growth mindset. Orang yang memiliki growth mindset tidak selamanya pintar. Orang dengan IQ tinggi, tanpa kerja keras, dan kegigihan, tidak akan bisa berhasil juga.

 




Posting Komentar untuk " Ketum ICMI dalam Rakernas Alisa Khadijah: Yang Kreatif Yang Bertahan"