Berangkat dari percakapan ringan
bersama anggota keluarga bisa menghasilkan kajian yang berbobot. Dewi
Puspita dari Pusat Pengembangan dan Pelindungan Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa mengungkapkan saat bercakap dengan anaknya.
Pemanfaatan Korpus
“Anak saya pernah bilang; Mamah, tadi Sandi pengen jatuh dari sepeda. Saya bilang jatuh kok pengen? Bukan pengen jatuh, mungkin mau jatuh. Anak saya tanya; apa bedanya?” kisahnya dalam Seminar Leksikografi Indonesia: “Tantangan Leksikografis Bahasa-Bahasa Daerah di Indonesia”, Hotel Santika, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Selasa, 26 Juli 2016.
Saat itu Dewi menjawab, ingin muncul dari diri sendiri, sedang mau adalah sesuatu yang akan terjadi. Namun
itu jawaban subjektif, masing-masing kita punya jawaban tersendiri.
“Tentu saja jawaban saya adalah
jawaban berdasarkan pada pengetahuan dan nilai rasa pribadi terhadap kedua kata
itu. Sehingga jawabannya sangat subjektif,” imbuhnya.
Menurut penuturan Dewi, keluarganya
tinggal di Cisauk, Kabupaten Tangerang, perbatasan dengan kabupaten Bogor dan Tangerang
Selatan. Jadi Bahasa Indonesia bercampur dengan Bahasa Betawi Ora dan Bahasa Sunda.
Dan Kata pengen kerap digunakan oleh
anaknya.
“Ada juga kalau saya mau pergi
kerja, dia bilang; Mamah, hari ini pengen
pergi kerja ya? Bukan pengen, Dek.
Harus. Seperti itu. Saya juga ingat sekali dulu film si Unyil sering bilang: Iya, sudah mau akan,” imbuhnya.
Dari situlah muncul ide Dewi untuk menyampaikan presentasi
berjudul “Pemanfaatan Korpus dalam Analisis Makna Kata Bersinonim Mau, Ingin, Hendak,
dan Akan”.
Analisis Penelitian menggunakan
dua perangkat korpus yakni Leipzig Corpora dan IndonesianWaC Sketch Engine. Dari
analisis data yang berasal dari dua korpus ini diraih kesimpulan; mau lebih banyak digunakan dalam
konteks nonformal, sementara ingin digunakan
dalam konteks yang lebih formal. Sementara akan
banyak berkolokasi dengan penyangkalan, kemungkinan, dan kepastian. Sedang hendak berkolokasi dengan keterangan
waktu, pengandaian, dan banyak digunakan dalam bahasa Melayu.
Komentar
Posting Komentar