Every company has this same question they asked themselves everyday: How can we provide the most unique
offering to our costumers? How can we win our cuctomers’ mind and heart? The type
of question Grab also have. The Singaporean transportation network company has
been expanding in Indonesia eversince it’s appearance in 2014.
Margaret Thatcher
pernah ingatkan “We must try to find ways to starve the terrorist of the oxygen
of publicity”. Demikian kutip Ketua Dewan Pers Josef
Adi Prasetyo dalam Diskusi Forum Merdeka Barat 9 “Cegah
dan Perangi Aksi Teroris”, kantor Kominfo, Jakarta (16/5/18). Pemberitaan
media kita soal aksi teror dianggap malah memberi publisitas yang diinginkan teroris.
Seperti yang terjadi belakangan ini. Saat teror berlangsung, wartawan merekam video berlari mengikuti polisi yang melaporkan sekitar.
Bahaya mengintai mengingat shoot dilakukan dari jarak dekat. Belum lagi jika warganet ikut merekam-unggah. Video amatir segera viral menelusup ke grup-grup whatsapp kita.
Tanpa disadari,
penyebaran konten eksklusif ini justru memberi angin segar bagi teroris. Publisitas aksi teror bagai oksigen yang dihirup para penebar takut.
Tidak hanya berhasil menyebarkan efek kekalutan, Josef ingatkan. Video-video itu menjadi sarana teroris dalam mempelajari dan mengevalusi untuk serangan berikutnya.
Tidak hanya berhasil menyebarkan efek kekalutan, Josef ingatkan. Video-video itu menjadi sarana teroris dalam mempelajari dan mengevalusi untuk serangan berikutnya.
“Ketika
komandan regu mengatakan kita melakukan
operasi. Dikepung dari kiri dan kanan. Begini strategi kita mengamankan. Disiarkan live. Terorisnya nonton. Itu bahaya. Operasi-operasi
bisa gagal,” jelas Stanley, panggilan akrabnya.
Stanley
juga minta wartawan menunjukkan kepekaan dalam menulis berita. Apa yang tidak tercantum dalam kode etik
jurnalistik, di situlah hati nurani wartawan berbicara.
Misal soal ekspos profil polwan yang ikut bertugas dalam penyelamatan di peristiwa Mako Brimob belum lama ini.
Misal soal ekspos profil polwan yang ikut bertugas dalam penyelamatan di peristiwa Mako Brimob belum lama ini.
“Mungkin ingin memberi semangat polisi. Inilah satu-satunya polwan dalam
pengamanan Mako Brimob. Hati-hati. Ini bukan pujian tapi menjadikan dia target.
Jangan-jangan sekarang dia butuh pengaman ekstra,” tandasya.
Bukti kinerja polisi
Awak media berjibaku mendapat angle dekat demi mengutamakan pemenuhan hak publik atas informasi.
Namun Stanley anjurkan, dalam upaya tersebut, media jangan berlebihan hingga meneruskan pesan terorisme.
Awak media berjibaku mendapat angle dekat demi mengutamakan pemenuhan hak publik atas informasi.
Namun Stanley anjurkan, dalam upaya tersebut, media jangan berlebihan hingga meneruskan pesan terorisme.
“Kami anjurkan
media dalam meliput ini hati-hati. Liputan yang over expose malah menimbulkan kepanikan. Tanpa disadari
media menyampaikan message terorisme,”
tandasnya.
Di lain
pihak, Polisi pun ingin mendapat coverage
untuk memperlihatkan kinerja kepada masyarakat. Jadi wartawan perlu selalu mengikuti polisi. Termasuk terjun bersama dalam aksi pengamanan.
Tapi dengan adanya kerumunan di TKP ketika aksi terjadi, malah menyulitkan proses operasi pengamanan.
Tapi dengan adanya kerumunan di TKP ketika aksi terjadi, malah menyulitkan proses operasi pengamanan.
Stanley
mengajak kita belajar dari aksi terorisme di Thamrin pada 2016 lalu. Ketika teroris
berhasil meledakkan pos polisi di depan Sarinah.
Orang- orang berkerumun; masyarakat biasa, ojek, wartawan. Celakanya, teroris menyelinap di antara kerumunan hingga ada 2 polisi yang ditembak dari jarak dekat.
Pedoman Peliputan Terorisme
Orang- orang berkerumun; masyarakat biasa, ojek, wartawan. Celakanya, teroris menyelinap di antara kerumunan hingga ada 2 polisi yang ditembak dari jarak dekat.
Pedoman Peliputan Terorisme
Jadi seperti
apa Standar Operation Procedure (Prosedur Operasi Standar) bagi kepolisian maupun
jurnalis saat berada di tempat kejadian perkara (TKP) aksi teroris?
Dalam
sidang pleno pada 2015, Dewan Pers mengesahkan pedoman peliputan terorisme. Salahsatu
dari 13 poin itu mengenai aturan pengambilan gambar dari jarak jauh.
Dengan begitu, sterilisasi TKP memberi kesempatan polisi mengantisipasi kemungkinan serangan susulan dan membuka akses ambulans.
Dengan begitu, sterilisasi TKP memberi kesempatan polisi mengantisipasi kemungkinan serangan susulan dan membuka akses ambulans.
Stanley
juga mengingatkan kembali definisi breaking
news (berita sela). Karena selama ini banyak media mengabarkan aksi terorisme
dalam format berita sela. Padahal durasinya terus menerus.
“Sebenarnya
bukan. Breaking news ada rumusnya. Berapa
menit. Peristiwa terkait kepentingan publik dan sifatnya update. Kalau ini siaran live dari pagi hingga tengah malam,”
bebernya.
Hadir memberi sambutan Dirjen PPI Kemenkominfo
Selamatta Sembiring serta narasumber; Pengamat Terorisme dari Universitas Indonesia
Solahudin dan Tenaga Ahli
Menteri Bidang Literasi Digital Kemkominfo Donny BU.
Ngeri banget yaa aksi teror ini. Semoga negara kita selalu dilindungi dari orang-orang jahat yang ingin menghancurkannya, amiin
ReplyDeleteitu sebabnya kita sebaiknya jangan menyebarkan video atau gambar di sosmed ttg terorisme, mereka melihat, lalu mereka senang karena telah mnimbulkan kekhawatiran dalam masyarakat. Agak sulit juga sih mencegahnya karena apa-apa sekarang gampang viral, terlebih lagi individu tidak bisa menahan diri untuk tidak share ttg hal tsb
ReplyDeleteNah makanya kita atau blogger blogger harus jadi garda terdepan dan menjadi contoh stop sebar atau rekam video sensitif. Semoga diikuti oleh warganet lainnya
ReplyDeleteKalau dulu berjuang meraih kemerdekaan, sekarang ini musti bersatu pula hentikan terorisme.
ReplyDeletesemoga saja semua ini cepat berakhir yah, jangan sampai teror menakuti kita semua
ReplyDeleteBagaimana pun terorisme itu JAHAT. Kudu dilawan dan diperangi karena dampaknya banyak ruginya. kita sebagai warga negara indonesia yang baik patut memeranginya ya.
ReplyDeleteudah mau satu minggu, berita dari siang ampe malem isinya seputar teroris doank. malah bikin masyarakat parno. dan katanya makin marak juga masyarakat yg jadi islam phobia. ayolah menebar berita baik dan positif drpd menebar ketakutan.
ReplyDeletebener nih, semakin banyak media dan pihak yang terlalu mem-blow-up berita teroris
ReplyDeleteBenar juga ya Mas, gimana pun media merupakan corong informasi masyarakat jika salah pemberitaan atau terlalu mengekspose kejadian malah menimbulkan ketakutan di masyarakat
ReplyDeleteMiris bangat ini teroris meneror aja kerjaannya. Dan saya setuju tuh sama siapun yang lagi ngeliput kegiatan teroris ini harus jeli mana yg boleh dipublish dan mana yang nggak boleh karena setiap informasi yang tayang dimedia masa atau televisi bisa menjadi celah bagi teroris untuk meneror lagi.
ReplyDeleteSebagai bagian dari netizen jurnalism sudah selayaknya belajar #sebarkanberitabaik
ReplyDeleteStop terorisme di Indonesia dan dunia. Sudah selayaknya kita pun turut andil untuk bisa memilah konten yang sebaiknya di share atau tidak. Semua ada konsekuensinya. Semoga kita semua dilindungi dari segala kejahatan..
ReplyDeleteForum diskusi yang selalu asyik untuk diikuti. Apalagi membahas tentang terorisme. Segala sesuatu memang harus berhati-hati karena teroris selalu memantau informasi*
ReplyDeleteWah kayak dua sisi mata pisau ya, di satu sisi tu bisa blow up kerja polisi, di satu sisi malah bikin pelaku kejahatan terangkat juga. Emang baiknya disaring sih ya mana yang layak disebar, mana yang langsung dilaporkan aja ke polisi TFS
ReplyDeleteBener juga
ReplyDelete..hal2 yang berkaitan dengan strategis penangkapan teroris..kudu rahasia dan terjaga..., Mana yg boleh live mana yg bukan..
Teroris juga nonton..
I
Bagaimanapun juga media harus cerdas.
ReplyDeleteTapi masalahnya media saling berlomba2 untuk mendapatkan informasi.
Parahnya sampai lupa mikir keselamatan diri sendiri dan orang lain.