Badan Bahasa Gelar Sosialisasi Penghargaan Sastra Untuk Pertama Kali

 

Sosialisasi Karya Pemenang dan Nomine Kategori Novel Penghargaan Sastra Kemendikbudristek Tahun 2023

Penghargaan Sastra merupakan kegiatan tahunan yang diadakan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa sejak 1979. Kegiatan ini konsisten dilakukan Badan Bahasa dengan nama yang berganti dari periode ke periode seiring nomenklatur lembaga. 


Ajang Berbagi Proses Kreatif 

Penghargaan sastra tahun ini istimewa, lantaran untuk pertama kali  penghargaan sastra dirangkai kegiatan sosialisasi. Hal tersebut disampaikan Koordinator Kelompok kepakaran dan Layanan Profesional Pembinaan dan Bahasa Hukum Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Sulastri.  

”Untuk tahun ini, pertama kali kegiatan penghargaan sastra dirangkai kegiatan sosialisasi,” bebernya dalam Sosialisasi Karya Pemenang dan Nomine Kategori Novel Penghargaan Sastra Kemendikbudristek Tahun 2023 , Kamis, 16 November 2023, Hotel Golden Boutique Kemayoran, Gunung Sahari, Jakarta Pusat. 

Diharapkan, kegiatan sosialisasi karya pemenang dan nomine penghargaan sastra ini tidak sekadar menjadi pajangan publikasi, atau diberitahukan dengan selebrasi. Tapi juga, lewat sosialisasi, karya para pemenang dan nomine akan sampai ke kalangan masyarakat secara lebih luas. Dalam kegiatan sosialisasi, para pemenang dan nomine dapat berbagi proses kreatif  atau perjalanan penciptaan karya sastra. 

Ketua Panitia Pelaksana Sosialisasi Penghargaan Sastra Kategori Novel  M. Rival Ferdian menyampaikan, penghargaan sastra dilaksanakan dalam rangka memberikan apresiasi kepada sastrawan Indonesia yang konsisten berkarya. Penghargaan sastra mengapresiasi sastrawan yang memiliki karya yang bermanfaat serta pengaruh positif dalam pembangunan karakter bangsa. 

Penghargaan Sastra Kemendibudristek Tahun 2023 dimulai dengan penjaringan karya di Maret. Dilanjutkan dengan penilaian karya di Juni. Kemudian, penjurian karya untuk menetapkan pemenang dan nomine digelar di Juli. Adapun pemenang diumumkan dalam Kongres Bahasa Indonesia ke XII.  


sesi tanya jawab Sosialisasi Karya Pemenang dan Nomine Kategori Novel Penghargaan Sastra Kemendikbudristek Tahun 2023


Wajah Sastra Indonesia 

Juri Penghargaan Sastra Kemendikbudristek Tahun 2023 Kategori Novel Yanusa Nugroho, dalam kegiatan sama, mengungkapkan, karya sastra dalam negeri menjadi wajah Indonesia di kancah sastra internasional.  Negara-negara tetangga yang tergabung dalam Majelis Sastra Asia Tenggara (MASTERA) kerap bertanya keunggulan sastra Indonesia dibanding sastra di negara-negara Asia Tenggara lainnya.     

“Mereka selalu bertanya, apa sulitnya sastra Indonesia dibandingkan sastra Malaysia, Brunei , Singapura?  Saya bilang, berapa bahasa yang aktif di Malaysia? Melayu, Cina , India. Di Singapura;  Tamil, Inggris, Mandarin. Di Indonesia ada lebih dari 600 bahasa,” ujarnya. 

Yanusa melanjutkan, ratusan bahasa itu bukanlah bahasa daerah, melainkan bahasa Indonesia karena berasal dari Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa ibu di masing-masing daerah. Adapun Bahasa Indonesia yang kita gunakan saat ini adalah bahasa persatuan. 

Dengan demikian, lanjut Yanusa, tantangan luar biasa sastra Indonesia terletak di keragaman bahasa-bahasanya. Bahasa menunjukan cara berpikir. Jika ada 600 bahasa, maka ada 600 cara. Bahasa mewakili kebudayaan. Ciri kebudayan adalah berpikir yang dirumuskan dalam bahasa. 

”Itu sebabnya tulisan Fellix K. Nessi dari Timur berbeda dengan tulisan Hamsad Rangkuti dari Padang. Sama-sama bahasa Indonesia, tapi nuansa, ekspresi, dan diksinya berbeda,” pungkas dia. 

Sosialisasi Karya Pemenang dan Nomine Kategori Novel Penghargaan Sastra Kemendikbudristek Tahun 2023 menghadirkan secara daring pemenang Zaki Yamani (Kereta Semar Lembu), nomine Triskaidekaman (Cara Terampuh Membasmi Nyamuk), dan Amalia Yunus  (Bagaimana Cara Mengurangi Berat Badan). Hadir secara luring nomine Azri Zakkiyah (Khudr), dan I Made Purnama Sari (Yang Menari Dalam Bayangan Inang Mati). 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini