Rekan pembaca, Indonesia punya sejarah erat dengan Arab Saudi terkait penyelenggaran haji. Presiden Sukarno menginisasi penanaman pohon di Padang Arafah. Wakil Presiden Mohammad Hatta menggagas dua jalur di lokasi sa‘i.
Haji Ramah Lansia
Walhasil, jemaah haji merasakan keteduhan dari rindangnya “Pohon Sukarno”. Jemaah haji juga merasakan kenyamanan bersa’i, berkat pengaturan dua jalur dari dan ke arah bukit Safa dan Marwah. Kedua peristiwa tersebut menunjukkan pengaruh Indonesia sebagai negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia. Inovasi tersebut merupakan bukti aksi nyata Indonesia yang sejak lama peduli terhadap isu kelestarian lingkungan.
Untuk itu, Peneliti Pusat Pengkajian Islam & Masyarakat UIN Jakarta Dadi Darmadi mengatakan, Haji Ramah Lingkungan bersama aplikasi Green Hajj menjadi momentum keberlanjutan Indonesia menjawab tantangan perubahan iklim ekstrim bumi. Selanjutnya, Green Hajj perlu dukungan Pemerintah bersama segenap pemangku kepentingan agar gerakan ini bergulir lebih masif lagi.
“Kadang kita tidak bisa ngapa-ngapain tanpa mengajak otoritas tertinggi di berbagai bidang, termasuk regulasi, dan kebijakan. Tentu dengan stake holder lain. Saya ingin sekali bisa ikut cawe-cawe. Syukur-syukur kalau kita bisa beraudiensi dengan Menteri Agama,” bebernya dalam Workshop “Menghijaukan Haji dan Umroh Kita: Menjadi Haji yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan”, Selasa 27 Juni 2023, One Hotel, Jakarta.
Apa saja yang bisa dikolaborasikan? Misal, tahun ini Kementerian Agama RI memiliki jargon “Haji Ramah Lingkungan”. Dadi Darmadi mengusulkan, di tahun depan Green Hajj bisa sinergi dengan Pemerintah gelorakan Haji Ramah Lingkungan. Berbekal aplikasi Green Hajj yang dikembangkan sejak 2016, Haji Ramah Lingkungan menjadi program yang siap bergulir. Dipelopori, Ummah for Earth Protect to Progress, dan Greenpeace, Aplikasi Green Hajj dilengkapi dengan panduan dan modul yang siap berkolaborasi bersama Pemerintah
KUA Dukung Haji Ramah Lingkungan
Memperkuat Dadi Darmadi, Anggota Dewan Kehormatan Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh) HB Tamam Ali menyebutkan potensi Kantor Urusan Agama (KUA) dalam penyebaraluasan pengetahuan Haji Ramah lingkungan. Kementerian Agama RI lewat Kantor Urusan Agama (KUA) memiliki jaringan infrastruktur kelembagaan sampai tingkat desa yang strategis menyisipkan literasi Haji Ramah Lingkungan. Langkah ini sangat efektif, terutama menyasar calon jemaah haji berusia lanjut yang notabene awam terhadap gawai dan teknologi informasi.
Cara lainnya, Green Hajj berupaya memasukkan kurikulum khusus dalam Manasik Haji terkait Haji Ramah Lingkungan. Panduan Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umrah Yang Ramah Lingkungan (The Green Guide for Hajj & Umrah) dapat diakses di aplikasi Green Hajj serta situs resmi greenhajj.org.
Miss Eco Indonesia Intan Wismi Permatasari berbagi tips gaya hidup ramah lingkungan. Sebagai figur publik, Intan Wismi Permatasari mempromosikan eco lifestyle dengan mulai diri sendiri melakukan hal-hal kecil secara konsisten hingga memengaruhi banyak orang. Contoh, Intan membiasakan diri membawa alat makan dan tumbler, serta penggunaan transportasi umum saat beraktivitas.
Aktivis Lingkungan dan Dosen Pascasarjana
Universitas Nasional Fachruddin Mangunwijaya menekankan pentingnya pendidikan, penegakan hukum, dan kendali market
demand yang lebih berpihak pada kelestarian lingkungan.
Workshop Haji Ramah Lingkungan juga menghadirkan Public Engagement & Actions Manager Greenpeace Indonesia Khalisah Khalid. Diskusi dilanjutkan dengan Diskusi Grup Terpumpun atau Focus Group Discussion (FGD) yang mengakomodir masukan dari para peserta acara untuk menyusun berbagai langkah ke depan dalam pengarusutamaan literasi Haji Ramah Lingkungan bersama optimasi penggunaan aplikasi Green Hajj.
Komentar
Posting Komentar